Papua – Tokoh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) mengapresiasi pelaksanaan Pemilihan Umum (pemilu) tahun 2024 yang telah dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2024 lalu. Pdt. Lipiyus Biniluk dalam keterangannya menilai bahwa pelaksanaan pemilu tahun ini telah memberi kesan baik terhadap ekosistem demokrasi di Indonesia. (08/03)
“Saya mengikuti setiap proses pelaksanaan pemilu tahun 2024, mulai dari persiapan terkait sosialisasi, pelaksanaan dalam pencoblosan, hingga saat ini telah usai dan menunggu proses penghitungan suara,” ujarnya.
Setiap unsur pelaksana pemilu disebut oleh Pdt. Lipiyus telah bekerja dengan sangat baik. Bahkan pihaknya terkesan dengan pelibatan unsur-unsur tokoh masyarakat dalam kaitannya menyongsong pesta demokrasi terbesar di Indonesia tersebut.
“Kita dapat perhatikan mulai dari persiapan pemilu sampai tahapan saat ini, banyak pihak yang dilibatkan dalam menyongsong pemilu. Bahkan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, turut dirangkul dengan begitu luar biasanya. Secara pribadi saya merasakan kesan,” tambah Wakil Ketua FKUB Nasional tersebut.
Secara khusus, Pdt. Lipiyus menekankan bahwa sejumlah pihak pelaksana pemilu telah mengupayakan yang terbaik dengan segenap kemampuan yang dimiliki demi kelancaran proses pemilu.
“Sehingga kita bisa saksikan sendiri antusiasme masyarakat untuk datang ke TPS, mereka melibatkan diri secara aktif dalam memilih para calon pemimpin. Tidak berhenti di situ, namun juga kita rasakan bahwa situasi yang damai masih tetap terjaga sampai dengan saat ini,” ujarnya.
Menyinggung terkait beberapa polemik pasca pencoblosan yang sempat terjadi, Pdt. Lipiyus menegaskan bahwa hal tersebut merupakan sesuatu hal yang wajar terjadi. Dirinya juga mengatakan ada upaya penyelesaian yang turut dijamin oleh undang-undang.
“Sejatinya pemilu adalah proses memilih dan juga dipilih, tentu ada yang berhasil dan ada yang tidak berhasil. Menyikapi hal tersebut negara tetap memberi solusi penyelesaiannya melalui mekanisme hukum yang dijamin oleh undang-undang,” terang Pdt. Lipiyus.
Pada akhir penyampaiannya Pdt. Lipiyus Biniluk menjelaskan bahwa tidak sepantasnya pemilu dijadikan ajang dalam berkonflik. Kemenangan dalam pemilu tidak bisa diartikan sebagai keberhasilan setelah mengalahkan pasangan / calon lainnya.
“Biarkan 5 tahun yang sekarang berjalan, dan kita akan menyambut kesempatan lainnya di masa 5 tahun yang akan datang. Kemenangan yang diraih dalam pemilu bukanlah karena berhasil mengalahkan yang lainnya. semua biasa saja, fase ini akan berulang 5 tahun mendatang, karena tujuan pemilu juga sebagai aksi mewujudkan iklim demokrasi di Indonesia,” tandasnya.
More Stories
Ketua DPN LMRI Himbau Masyarakat Untuk Selalu Menjaga Kedamaian Dalam Menyongsong 25 Desember
Tokoh LMA Sarmi Dukung Program Pemerintah di Papua, Kepala Kampung di Bonggo Sudah Jalankan Transmigrasi Sejak 2017
Ali Kabiyai: Penangkapan HAN Oleh Polda Papua Merupakan Langkah Signifikan Dalam Menegakkan Keadilan