July 23, 2024

Radar Papua

Berita terkini yang terjadi di Papua dan sekitarnya

Tiga Poin Deklarasi Damai Masyarakat Adat Papua

 

Masyarakat adat Keerom Tergabung Dalam Wilayah Adat Tabi Menggelar Aksi Deklarasi Damai dan Peryataan Sikap

Papua – Maraknya aksi unjuk rasa damai yang terjadi di Provinsi Papua untuk menentang kebijakan pemerintah mengenai Otonomi Khusus dan Pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB), menuai berbagai respon dari kalangan masyarakat adat di Papua.

Kali ini, masyarakat adat Keerom yang tergabung dalam wilayah adat Tabi yang dikomando Herman Yoku selaku Kepala Suku Besar Masyarakat Adat Keerom, langsung menggelar aksi deklarasi damai dan peryataan sikap dalam menyikapi ramainya aksi – aksi unjuk rasa yang mengatasnamakan rakyat Papua.

Dalam deklarasi damai tersebut, Herman Yoku atas nama masyarakat adat Keerom membacakan pernyataan sikap yang berisi tiga poin .

Pertama, .engajak semua masyarakat yang tinggal dan menetap di atas tanah papua untuk turut serta menjaga situasi kamtibmas yang kondusif di Propinsi Papua.

Kedua, mengajak semua element masyarakat Papua agar tidak melakukan aksi-aksi yang dapat mengganggu situasi kamtibmas di Provinsi Papua terutama di bulan Appril ini, dimana umat Kristiani sedang menjalankan khikmatnya ibadah Paskah dan umat muslim sedang menjalankan ibadah puasa di bulan suci ramadhan ini.

Ketiga, menolak dengan tegas setiap aksi demonstrasi atau unjuk rasa dari kelompok manapun terutama kelompok – kelompok ilegal di negeri ini seperti KNPB, ULMP, PRP dan sebagainya yang mengatasnamakan rakyat papua dalam setiap aksinya, karena hanya akan membuat situasi kamtibmas tidak kondusif karena selalu mengganggu aktifitas umum dan situasi kamtibmas di apapua dan aksi-aksi tersebut bukanlah representasi keinginan rakyat [apua yang cinta akan damai.

Herman Yoku juga menegaskan, bahwa aspirasi rakyat Papua tidak bisa diwakili oleh satu kelompok tertentu apalagi oleh kelompok-kelompok yang dianggap ilegal di ,egara ini, sehingga dirinya sangat mengecam setiap aksi yang mengatasnamakan rakyat Papua.

“Karena Papua ini luas dan terdiri dari 7 wilayah adat dan setiap wilayah adat memiliki pendirian dan prinsipnya sendiri-sendiri,” tandas Herman Yoku.